Sabtu, 22 Juni 2013

日本人形の折り紙 (Nihon Ningyou no Origami)

Nihon Ningyo berarti boneka wanita Jepang yang mengenakan Kimono.


awalnya ningyou dibuat oleh orang tua pengantin wanita dan orang tua harus membuat persiapan untuk pernikahannya, termasuk barang-barang rumah tangga sebagai adat tradisional Jepang, dan boneka Jepang adalah salah satu dari mereka karena diyakini bahwa boneka Jepang dapat mengambil nasib buruk, yaitu untuk mengatakan, boneka Jepang adalah jenis kambing hitam untuk menghindari nasib buruk bagi pengantin. selain itu nihon ningyou juga bisa digunakan dalam perayaan hinamatsuri atau perayaan hari anak perempuan yang jatuh setiap tanggal 3 maret, dimana setiap rumah yang mempunyai anak perempuan harus menyusun ningyou dirumah mereka.

susunan ningyou dalam perayaan hinamatsuri : 
Boneka diletakkan di atas panggung bertingkat yang disebut dankazari (tangga untuk memajang). Jumlah anak tangga pada dankazari ditentukan berdasarkan jumlah boneka yang ada. Masing-masing boneka diletakkan pada posisi yang sudah ditentukan berdasarkan tradisi turun temurun. Panggung dankazari diberi alas selimut tebal berwarna merah yang disebut hi-mōsen.
Tangga Teratas
Dua boneka yang melambangkan kaisar (o-dairi-sama) dan permaisuri (o-hina-sama) diletakkan di tangga paling atas. Dalam bahasa Jepang, dairi berarti "istana kaisar", dan hina berarti "sang putri" atau "anak perempuan".
Tangga Kedua
Tiga boneka puteri istana (san-nin kanjo) diletakkan di tangga kedua. Ketiga puteri istana membawa peralatan minum sake. Boneka puteri istana yang paling tengah membawa mangkuk sake (sakazuki) yang diletakkan di atas sampō. Dua boneka puteri istana yang lain membawa poci sake (kuwae no chōshi), dan wadah sake yang disebut (nagae no chōshi). Gigi salah satu boneka puteri istana dihitamkan (ohaguro) dan alisnya dicukur habis.
Tangga Ketiga
Lima boneka pemusik pria (go-nin bayashi) berada di tangga ketiga. Empat musisi masing-masing membawa alat musik, kecuali penyanyi yang membawa kipas lipat. Alat musik yang dibawa masing-masing pemusik adalah taiko, ōkawa, kotsuzumi, dan seruling.
Tangga Keempat
Dua boneka menteri (daijin) yang terdiri dari Menteri Kanan (Udaijin) dan Menteri Kiri (Sadaijin) berada di tangga ke-4. Boneka Menteri Kanan digambarkan masih muda, sedangkan boneka Menteri Kiri tampak jauh lebih tua. Dari sudut pandang pengamat, Menteri Kanan berada di sebelah kiri, sedangkan Menteri Kiri berada di sebelah kanan.
Tangga Kelima
Pada tangga kelima diletakkan tiga boneka pesuruh pria (shichō). Ketiganya masing-masing membawa bungkusan berisi topi (daigasa) yang dibawa dengan sebilah tongkat, sepatu yang diletakkan di atas sebuah nampan, dan payung panjang dalam keadaan tertutup. Dalam boneka versi lain, pesuruh pria membawa penggaruk dari bambu (kumade) dan sapu

 karena pada zaman sekarang ini harga ningyou sangat mahal jadi banyak orang yang membuat replika boneka ningyou mulai dari ningyou dua dimensi sampai dengan ningyou tiga dimensi
contoh ningyou dua dimensi :
contoh ningyou tiga dimensi :
dalam mengikuti kelas bunka taiken saya mendapat pelajaran membuat replika ningyou tiga dimensi, ternyata cara membuat ningyou tiga dimensi tidaklah terlalu susah, kita juga hanya membutuhkan bahan-bahan yang murah yang bisa kita kemukan disekitar kita (lem, kertas kado/kertas washi, kertas kref warna hitam, tisu, karton dan bola yang terbuat dari streofom untuk kepalanya). ini adalah boneka ningyou tiga dimensi buatan saya sediri dari hasil mengikuti kelas bunka taiken




Jumat, 21 Juni 2013

漫画 (manga)

Majalah-majalah manga di Jepang biasanya terdiri dari beberapa judul komik yang masing-masing mengisi sekitar 30-40 halaman majalah itu (satu chapter/bab). Majalah-majalah tersebut sendiri biasanya mempunyai tebal berkisar antara 200 hingga 850 halaman.
Sebuah judul manga yang sukses dapat terbit hingga bertahun-tahun seperti "ジョジョの奇妙な冒険 / Jojo no Kimyō na Bōken / JoJo's Bizarre Adventure / Misi Rahasia".
Umumnya, judul-judul yang sukses dapat diangkat untuk dijadikan dalam bentuk animasi (atau sekarang lebih dikenal dengan istilah ANIME) contohnya adalah seperti Naruto, Bleach dan One Piece
  Beberapa manga cerita aslinya bisa diangkat berdasarkan dari novel / visual novel, contohnya adalah "Basilisk" (tidak beredar di Indonesia) berdasarkan dari novel "甲賀忍法帖, Kōga Ninpōchō" oleh Futaro Yamada, yang menceritakan pertarungan antara klan ninja Tsubagakure Iga dan klan ninja Manjidani Koga. Ada juga yang mengangkat dari segi sejarah, seperti sejarah Tiga Kerajaan (The Three Kingdom) seperti Legenda Naga (Ryuuroden) dan sejarah-sejarah Jepang, kadang ada yang memakai nama yang benar benar ada, ada juga yang memakai tokoh fiktif.


Berdasarkan jenis pembaca manga :
-Manga yang khusus ditujukan untuk anak-anak disebut kodomo (子供) — untuk anak-anak 
-Manga yang khusus ditujukan untuk (Wanita) dewasa disebut josei (女性) (atau redikomi) — wanita.
-Manga yang khusus ditujukan untuk dewasa disebut seinen (青年) — pria.
-Manga yang khusus ditujukan untuk perempuan disebut shōjo (少女) — remaja perempuan.
-Manga yang khusus ditujukan untuk laki-laki disebut shōnen (少年) — remaja lelaki.

Genre cerita yang biasa diceritakan dalam manga, ada beberapa jenis genre cerita, diantaranya :
- Aksi akushon (アクション) : Bercerita tentang pertempuran, perkelahian, atau kekerasan
-Fantasi fantajī (ファンタジー) : Bercerita tentang benda-benda aneh atau memiliki kekuatan di luar logika, dunia yang tidak terlihat atau lain
-Historis hisutorikaru (ヒストリカル) : Bercerita tentang sejarah seseorang, benda, ataupun suatu tempat
-Seni bela diri budō (武道) : Bercerita tentang berbagai seni bela diri
-Misteri Nazo (謎} : Bercerita tentang sebuah misteri
-Roman/Percintaan Romansu (ロマンス) : Bercerita tentang percintaan
-Olahraga supōtsu (スポーツ) : Bercerita tentang berbagai olahraga
-Supernatural chō shizen (超自然) : Orang-orang yang berada dalam manga tersebut memiliki kekuatan di luar logika.

着物と浴衣 (Kimono dan Yukata)

Kimono dan yukata adalah pakaian tradisional Jepang, kimono dan yukata dikatakan juga sebagai pakaian asli jepang. namun, sekarang ini perempuan sering tidak memakai kimono dan yukata dalam keseharianya dijepang dan mereka kebanyakan memakai yofuku (pakaian barat) yang telah mengambil tempat dari pakaian tradisional. bahkan, bukannya menolak, orang jepang justru menerima cara-cara baru berpakaian yofuku ini dengan terbuka karena pemakaian yofuku saat ini merupakan hal yang biasa dalam masyarakat. yang saya ketahui ada dua alasan mengapa orang jepang sekarang ini lebih memilih yofuku dibandingkan dengan kimono atau yukata. pertama adalah jika kita memakai kimono akan merasa tidak nyaman bergerak, memaksa perempuan bergerak sangat lambat atau sebisa mungkintidak bergerak. dan alasan yang kedua adalah bahwa mereka yang mengenakan kimono pada masa sekarang dianggap relatif berkelas, sehingga kimono telah menjadi pakaian formal untuk acara-acara khusu seperti pesta, simposium, dan upacara. akibatnya pada sekarang ini kimono dipakai bukan untuk kecantikan mereka melainkan untuk menunjukan formalitas masyarakat, status, dan kebanggaan.
Jenis kimono wanita :
Tingkat formalitas kimono wanita ditentukan oleh pola tenunan dan warna, mulai dari kimono paling formal hingga kimono santai. Berdasarkan jenis kimono yang dipakai, kimono bisa menunjukkan umur pemakai, status perkawinan, dan tingkat formalitas dari acara yang dihadiri.
1. Kurotomesode
Tomesode adalah kimono paling formal untuk wanita yang sudah menikah. Bila berwarna hitam, kimono jenis ini disebut kurotomesode (arti harfiah: tomesode hitam). Kurotomesode memiliki lambang keluarga (kamon) di tiga tempat: 1 di punggung, 2 di dada bagian atas (kanan/kiri), dan 2 bagian belakang lengan (kanan/kiri). Ciri khas kurotomesode adalah motif indah pada suso (bagian bawah sekitar kaki) depan dan belakang. Kurotomesode dipakai untuk menghadiri resepsi pernikahan dan acara-acara yang sangat resmi.

2.  Irotomesode
Tomesode yang dibuat dari kain berwarna disebut irotomesode (arti harfiah: tomesode berwarna). Bergantung kepada tingkat formalitas acara, pemakai bisa memilih jumlah lambang keluarga pada kain kimono, mulai dari satu, tiga, hingga lima buah untuk acara yang sangat formal. Kimono jenis ini dipakai oleh wanita dewasa yang sudah/belum menikah. Kimono jenis irotomesode dipakai untuk menghadiri acara yang tidak memperbolehkan tamu untuk datang memakai kurotomesode, misalnya resepsi di istana kaisar. Sama halnya seperti kurotomesode, ciri khas irotomesode adalah motif indah pada suso.


3.  Furisode
Furisode adalah kimono paling formal untuk wanita muda yang belum menikah. Bahan berwarna-warni cerah dengan motif mencolok di seluruh bagian kain. Ciri khas furisode adalah bagian lengan yang sangat lebar dan menjuntai ke bawah. Furisode dikenakan sewaktu menghadiri upacara seijin shiki, menghadiri resepsi pernikahan teman, upacara wisuda, atau hatsumode. Pakaian pengantin wanita yang disebut hanayome ishō termasuk salah satu jenis furisode.


4. Homongi
Hōmon-gi (訪問着, arti harfiah: baju untuk berkunjung) adalah kimono formal untuk wanita, sudah menikah atau belum menikah. Pemakainya bebas memilih untuk memakai bahan yang bergambar lambang keluarga atau tidak. Ciri khas homongi adalah motif di seluruh bagian kain, depan dan belakang. Homongi dipakai sewaktu menjadi tamu resepsi pernikahan, upacara minum teh, atau merayakan tahun baru.


5.  Yukata
Yukata adalah kimono santai yang dibuat dari kain katun tipis tanpa pelapis untuk kesempatan santai di musim panas. Dibuat dari kain yang mudah dilewati angin, yukata dipakai agar badan menjadi sejuk di sore hari atau sesudah mandi malam berendam dengan air panas.
Perlengkapan Memakai Yukata wanita :
 -rok panjang (susoyoke) sebagai pakaian dalam, berwarna putih polos.
-pakaian dalam (hadajuban)
-tali pinggang (koshihimo) untuk mengencangkan kain berlebih di bagian pinggang yang berasal dari kelebihan panjang kain pada bagian bawah
-kain sabuk pengikat (datejime) untuk mengencangkan kain yang longgar di bagian perut
-Obi untuk mengencangkan yukata ke badan
 selama mengikuti kelas yukata yang diajarkan cara mengikat yukata dan kimono dngan baik dan benar oleh seorang pemilik toko pakaian khusus pakaian tradisional jepang, ternyata dalam mengikat yukata maupun kimona tidaklah mudah karena pamakiannya sangat rumit ditambah lagi sewaktu mengikat obinya sendiri.

茶の湯 (Chanoyu)

茶の湯 (Chanoyu) merupakan Upacara minum teh tradisional Jepang. Upacara minum teh ini diadopsi atau diambil dari kebudayaan China. Chanoyu juga adalah ritual tradisional Jepang dalam menyajikan teh untuk tamu. upacara minum teh biasanya dilakukan didalam ruangan dan ada juga yang diadakan diluar ruangan yang disebut dengan nodate.
Teh bukan cuma dituang dengan air panas dan diminum, tapi sebagai seni dalam arti luas. Upacara minum teh mencerminkan kepribadian dan pengetahuan tuan rumah yang mencakup antara lain tujuan hidup, cara berpikir, agama, apresiasi peralatan upacara minum teh dan cara meletakkan benda seni di dalam ruangan upacara minum teh (chashitsu) dan berbagai pengetahuan seni secara umum yang bergantung pada aliran upacara minum teh yang dianut.
seorang pembuat chanoyu harus mempelajari ilmu chanoyu selama bertahun-tahun, mungkin seumur hidup saja untuk mempelajarinya tidak akan cukup. Pada umumnya, upacara minum teh menggunakan teh bubuk matcha yang dibuat dari teh hijau yang digiling halus. Upacara minum teh menggunakan matcha disebut matchadō, sedangkan bila menggunakan teh hijau jenis sencha disebut senchadō.
ada beberapa aliran dalam upacara minum teh atau chanoyu, diantaranya :
1. Sansenke adalah Aliran yang dimulai oleh Sen no Shōan yang merupakan anak yang dibawa oleh istri muda Sen no Rikyū dan diteruskan oleh garis keturunan keluarganya hingga sekarang. Sansenke merupakan garis keturunan terpisah dari keluarga Sakaisenke. Aliran Sansenke terdiri dari:
-Omotesenke (nama chashitsu: Fushin-an)
-Urasenke (nama chashitsu: Konnichi-an)
-Mushanokōjisenke (nama chashitsu: Kankyū-an)
2. Sōtanryū - Aliran yang dilahirkan Sensōtan (anak Sen no Shōan) dan murid-muridnya. Selain aliran Sansenke, aliran Matsuoryū, aliran Yōkenryū, aliran Sōhenryū, aliran Fusairyū dan aliran Hisadaryū juga masih merupakan garis keturunan Sotanshitennō.
3. Sakaisenke - Keluarga utama Senke. Sen no Dōan (putra sah Sen no rikyū) merupakan penerus keluarga Senke, tapi garis keturunannya terputus.

Bedasarkan pengalaman yang saya dapat sewaktu mengikuti kelas chanoyu, pertama-tama kita disajikan okashi atau kue seperti mochi yang berwarna hijau dan pada saat sebelum meminum ocha yang diberikan kita harus menghabiskan terlebih dahulu kue yang diberikan, barulah kita boleh meminum ocha yang diberikan. ocha yang diberikan rasanya sangat pahit tapi aroma dari ocha tersebut sangat harum, ocha tersebut harus dibuat sedemikian rupa sampai membuat busa pada ocha tersebut.


Senin, 17 Juni 2013

日本の子供の歌 (Nihon no Kodomo no Uta)

日本の子供の歌 (Nihon no Kodomo no Uta) atau lagu anak-anak jepang adalah lagu yang diciptakan khsus anak-anak jepang. pada jaman dahulu banyak sekali lagu anak-anak Jepang yang diciptakan, diantaranya adalah kagome-kagome, furusato, dan sacchan dsb.
disini saya akan membahas bentuk lagu anak-anak jepang diantaranya adalah :
1. Warabe uta (童 歌) adalah lagu tradisional Jepang, mirip dengan sajak. Mereka sering dinyanyikan sebagai bagian dari permainan anak tradisional. Mereka digambarkan sebagai bentuk min'yo: lagu tradisional Jepang, biasanya dinyanyikan tanpa instrumen yang menyertainya. contoh dari lagu warabe uta adalah :
-Touryanse
-Teru-teru-bounzo
-Fuyu no uta
dalam mengikuti kelas bunka taiken ada pelajaran yang menterjemahakn lagu anak-anak jepang kedalam bahasa indonesia. dalam menterjemahkan lagu tersebut semua anak yang berada dikelas merasa kesulitan karena penggunaan kata-katanya yang bukan menggunakan kata bahasa jepang yang biasa dipakai sehari-hari melainkan menggunakan kata bahasa jepang tradisional, karena lagu-lagu anak-anak jepang lebih cenderung diciptakan pada masa dulu yang dimana orag-orang jepang masih menggunakan bahasa jeang mereka secara tradisional.
ada contoh lirik lagu anak-anak jepang :
Tooryanse
Tooryanse
Tooryanse tooryanse
Koko ha doko no hosomichi ja

Kijin-sama no hosomichi ja

Chitto tooshite kudashanse

Goyou no nai mono tooshasenu

Kono ko no nanatsu no oiwai ni

Ofuda wo osame ni mairimasu

Iki ha yoi yoi kaeri ha kowai

Kowai nagara mo

Tooryanse tooryanse



日本料理 (Nihon Ryouri)

日本料理 (Nihon Ryouri) atau dalam bahasa indonesia disebut dengan masakan Jepang merupakan makanan yang dimasak dengan cara memasak yang berkembang secara unik di Jepang dan menggunakan bahan makanan yang diambil dari wilayah Jepang dan sekitarnya.
ada dua jenis bahan dasar yang digunakan dalam nihon ryouri, yaitu :
1. 山のさち (Yama no sachi) : adalah bahan dasar makanan yang berupa berkah dari gunung, contohnya : bentuk pertanian (daun-daunan, umbi-umbian, dan kacang)
2. 海のさち (Umi no sachi) : adalah bahan dasar makanan yang berupa berkah dari laut, contohnya : Hasil tambak (ikan, kerang)
asal usul masakan jepang awalnya Nasi mulai dimakan orang Jepang sejak zaman jomon dengan lauk dari bahan makanan yang dibuat nimono, dipanggang, dan dikukus. Cara mengolah makanan dengan menggoreng dikenal di zaman Asuka dan berasal dari semenanjung korea dan Tiongkok. Teh dan masakan khas pendeta diperkenalkan di Jepang bersamaan dengan masuknya agama Buddha, tapi hanya berkembang di kalangan kuil. Makanan khas pendeta dikenal sebagai makanan Buddhis (Shōjin ryōri) yang melarang keras hewan peliharaan dan binatang buas seperti monyet dijadikan bahan makanan.
ada beberapa masakan menurut zamannya :
1. Zaman Nara
 Makanan dimasak sebagai hidangan pada ritual dan perayaan yang berkaitan dengan musim. Cara memasak dari Tiongkok mulai digunakan untuk mengolah bahan makanan lokal. Penyesuaian cara memasak dari Tiongkok dengan keadaan alam di Jepang akhirnya melahirkan masakan yang khas Jepang.
2. Zaman Heian
 Pada masa itu mulai dikenal makanan seperti Karaage, Karani, kue-kue asal Tiongkok (Tōgashi), dan Natto ala Tiongkok. Sementara itu, aliran masak-memasak dan etiket makan juga berkembang di kalangan bangsawan.
3. Zaman Kamakura
 Makanan olahan dari tahu yang disebut Ganmodoki mulai dikenal bersamaan dengan makin populernya tradisi minum teh dan meluasnya ajaran Zen.
4. Zaman Muromachi
Banyak bermunculan aliran masak-memasak.
5. Zaman Edo
 Kebudayaan orang kota berkembang pesat di zaman Edo dan makanan penduduk kota seperti Tempura dan minuman Mugicha mulai banyak dijual di kios-kios pasar kaget. Pada masa itu mulai banyak dijumpai rumah makan yang khusus menyediakan Nigirizushi dan Soba. teknik pembuatan kue-kue tradisional Jepang (Wagashi) menjadi berkembang berkat tersedianya gula yang sudah menjadi barang yang lumrah di zaman Edo. Daging ternak mulai dikonsumsi orang Jepang dan daging sapi dimakan sebagai obat. Di pertengahan zaman Edo, makanan mulai dihias dengan Wachigai daikon (hiasan dari lobak) sejalan dengan mulai dikenalnya teknik seni ukir sayur. Di zaman yang sama mulai dikenal telur rebus aneh dengan kuning telur berada di luar dan putih telur di dalam (Kimigaeshi tamago).

Selain itu contoh makanan Jepang yang sangat populer di Jepang sampai dinegara-negara lain adalah sushi, tempura, shabu-shabu,dan Sukiyaki.
disini berdasarkan pengalaman saya mengikuti kelas bunka taiken dalam season pelajaran nihon ryouri yang diajarkan adalah nihon ryouri yaitu sushi yang diajarkan dicooking class Sushi tei.
sushi sendiri merupakan salah satu makanan khas Jepang yang sangat digemari oleh banyak orang, sushi merupakan  makanan Jepang yang terdiri dari nasi vinegared (shari) dikombinasikan dengan bahan lain (neta), ikan biasanya mentah atau makanan laut lainnya. ada banyak macam bentuk sushi yaitu :
-Nigiri sushi

-Inarizushi

-dan Oshizushi.
 
berdasarkan sushi yang saya buat dicooking class sushi tei, ternyata membuat sushi tidak semuah dikita melihatnya dan memakannya, dalam mengikuti cooking class disana kita diajarkan bagaimana caranya membuat sushi yang baik dan benar dengan didampingi para chef disana. disana kita diajarkan membuat dua macam bentuk sushi dan setelah kita membuat sushi tersebut kita boleh memakan sushi hasil buatan kita.
ini adalah hasil sushi yang saya buat selama saya mengikuti cooking class disushi tei